Wacana
Hijab-Jilbab di Indonesia
Hari Hijab Sedunia bergema besar di belantara dunia
Eropa dimana umumnya kaum muslim termasuk komunitas minoritas. Hal tersebut
dilatarbelakangi virus islamiphobia yang melanda masyarakat Barat sejak
peristiwa tragesi WTC 11 September 2001 silam dan sejak itulah kaum muslim
mendapat perlakuan diskriminasi dari pihak mayoritas. Sementara hijab
menjadi simbol yang digunakan oleh muslimah pun menjadi sasaran empuk
perlakuan diskriminasi.
Tak heran jika muslim yang hidup di sana terbilang sulit kehidupannya, tentu kita patut bersyukur ditakdirkan menjadi muslimah Indonesia, negeri dengan masyarakat muslim terbesar dan corak keislaman di negeri ini sangat berwarna (hetero), terbuka, dan lebih lunak (begitu istilahnya) dibandingkan corak berislam di negeri yang lain seperti Saudi Arabia, pakistan, Afganistan. :)
Sehingga kondisi hetero tersebut membuat muslimah
berhijab di Indonesia tidak mendapat perlakuan diskriminasi seburuk di luar
negeri sana.
Terlepas
dari perlakuan diskriminasi antar gologan dan aliran agama, diskriminasi
terhadap hijab masih menjadi perdebatan isu publik yang terjadi sekitar tahun
80 s.d. 90-an (Orde Baru) dimana masa ini terjadi pelarangan penggunaan jilbab
(begitu sebutan di Indonesia) di ranah publik, saat itu pula jilbab hanya
cenderung dikenakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya kalangan
santri saja.
Namun setelah ORBA tumbang, pada masa reformasi eksistensi jilbab semakin berkembang (secara global, kita belum membahas secara spesifik loh ya!). Hingga saat ini, muslimah di Indonesia dapat menggunakan jilbab kapanpun dan dimanapun. Tidak sedikit dari kami (ciee 'kami' ---soalnya gue juga berjilbab cuy! :x ) bebas berjilbab tanpa larangan di ranah publik, seperti ketika bersekolah, berkuliah, bersosialisasi, bekerja ---baik di instansi swasta atau negeri (meski pun masih ada beberapa instansi yang memberlakukan larangan berjilbab karena faktor-faktor tertentu, termasuk paradigma bahwa muslimah berjilbab kurang menarik dan kampungan, its suck! :( ).
Akan tetapi
secara garis besar, fenomena hijab-jilbab bagi muslimah Indonesia jauh
lebih sangat membahagiakan dan jauh lebih beruntung daripada fenomena berhijab
di negara lain. Tidak ada ketentuan berjilbab (seperti apa panjang-pendeknya
dan bentuk serta warnanya) yang kemudian dilegalisir ke dalam undang-undang
negara (---,---!), seperti fenomena berhijab di negera-negara Arab atau
negera muslim fundamentalis seperti Afganistan atau pakistan yang
menembak mati presiden perempuannya kan?! (Memangnya ditembak karena berhijab?
ya... paling tidak dia memang berhijab kan?! *maksain opini* ) :p .
So ladies, seperti apapun
bentuk-panjang-pendek-polos-corak hijabmu (yang penting, jangan sombong!
--hadist), Allah tetap hanya melihat ketakwaanmu dan bukan yang lainnya.
Tulisan ini kututup dengan kata 'tidak ada alasan untuk tidak bersyukur
kepada Allah Swt. karena sampai detik ini kita masih dapat menggunakan jilbab
dengan nyaman dan aman :) . Alhamdulillahi Rab- Alalamin....
No comments:
Post a Comment