Tuesday, August 14, 2018

Wacana Hijab-Jilbab di Indonesia



Wacana Hijab-Jilbab di Indonesia

Hari Hijab Sedunia bergema besar di belantara dunia Eropa dimana umumnya kaum muslim termasuk komunitas minoritas. Hal tersebut dilatarbelakangi virus islamiphobia yang melanda masyarakat Barat sejak peristiwa tragesi WTC 11 September 2001 silam dan sejak itulah kaum muslim mendapat perlakuan diskriminasi dari pihak  mayoritas. Sementara hijab  menjadi simbol yang digunakan oleh muslimah pun menjadi sasaran empuk perlakuan diskriminasi. 

Tak heran jika muslim yang hidup di sana terbilang sulit kehidupannya, tentu kita patut bersyukur  ditakdirkan menjadi muslimah Indonesia, negeri dengan masyarakat muslim terbesar dan corak keislaman di negeri ini sangat berwarna (hetero), terbuka, dan lebih lunak (begitu istilahnya) dibandingkan corak berislam di negeri yang lain seperti Saudi Arabia, pakistan, Afganistan. :)
Sehingga kondisi hetero tersebut membuat muslimah berhijab di Indonesia tidak mendapat perlakuan diskriminasi seburuk di luar negeri sana.


Terlepas dari perlakuan diskriminasi antar gologan dan aliran agama, diskriminasi terhadap hijab masih menjadi perdebatan isu publik yang terjadi sekitar tahun 80 s.d. 90-an (Orde Baru) dimana masa ini terjadi pelarangan penggunaan jilbab (begitu sebutan di Indonesia) di ranah publik, saat itu pula jilbab hanya cenderung dikenakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya kalangan santri  saja. 

Namun setelah ORBA tumbang, pada  masa reformasi eksistensi jilbab semakin berkembang (secara global, kita belum membahas secara spesifik loh ya!). Hingga saat ini, muslimah di Indonesia dapat menggunakan jilbab kapanpun dan dimanapun. Tidak sedikit dari kami (ciee 'kami' ---soalnya gue juga berjilbab cuy! :x ) bebas berjilbab tanpa larangan di ranah publik, seperti ketika bersekolah, berkuliah, bersosialisasi, bekerja ---baik di instansi swasta atau negeri (meski pun masih ada beberapa instansi yang memberlakukan larangan berjilbab karena faktor-faktor tertentu, termasuk paradigma bahwa muslimah berjilbab kurang menarik dan kampungan, its suck! :( ). 


Akan tetapi secara garis besar,  fenomena hijab-jilbab bagi muslimah Indonesia jauh lebih sangat membahagiakan dan jauh lebih beruntung daripada fenomena berhijab di negara lain. Tidak ada ketentuan berjilbab (seperti apa panjang-pendeknya dan bentuk serta warnanya) yang kemudian dilegalisir ke dalam undang-undang negara (---,---!), seperti fenomena berhijab di negera-negara Arab atau  negera muslim fundamentalis seperti Afganistan atau pakistan yang menembak mati presiden perempuannya kan?! (Memangnya ditembak karena berhijab? ya... paling tidak dia memang berhijab kan?! *maksain opini* ) :p .



So ladies, seperti apapun bentuk-panjang-pendek-polos-corak hijabmu (yang penting, jangan sombong! --hadist), Allah tetap hanya melihat ketakwaanmu dan bukan yang lainnya. Tulisan ini kututup dengan kata 'tidak ada alasan untuk tidak bersyukur kepada Allah Swt. karena sampai detik ini kita masih dapat menggunakan jilbab dengan nyaman dan aman :) . Alhamdulillahi Rab- Alalamin....


No comments:

Post a Comment

Kumpulan Sajak-sajak Willy Ana