Untuk saat
ini, hasil dari perkiraan perhitungan yang dilakukan oleh para ahli sejarawan
mengatakan bahwa Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800 masehi dengan
kurun antara 760M dan 830M. Pembangunan tersebut diprediksi berjalan selama 75
– 100 tahun lamanya.
Perkiraan tahun berdirinya Candi Borobudur diperkuat dengan
bukti ditemukannya sebuah tulisan singkat yang di pahatkan pada pigura asli
relief di kaki candi (Karwa Wibhangga).
Para ahli sejarahwan juga mengatakan bahwa Candi Borobudur
merupakan salah satu candi Buddha yang diketahui pada abad kejayaan wangsa
Syailendra dimana Syailendra sendiri merupakan wangsa Buddha.
Bukti kuat juga di temukan dengan adanya candi-candi kecil yang
merupakan peninggalan dari wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha
Mahayana.
Bukti-bukti tersebut sampai saat ini digunakan untuk
memberikan kesimpulan bahwa Candi Borobudur ditemukan sekitar tahun 800 masehi.
Dari beberapa bukti yang sudah ditemukan oleh para ahli berupa identifikasi
serat dan beberapa corak pigura yang digunakan dalam pembangunan candi
Borobudur, dan beberapa penemuan prasasti yang mendukung adanya campur tangan
dari masa kejayaan wangsa Syailendra.
Candi Borobudur diperkirakan dibangunan pada dalam kurun waktu yang cukup
lama yaitu sekitar 50 tahun lamanya. Hal tersebut didasarkan dari beberapa
bukti yang ditemukan oleh para ahli berupa identifikasi serat, corak pigura
dalam pembangunan candi, serta beberapa prasasti yang mendukung adanya campur
tangan dari masa kejayaan wangsa Syailendra.
Pembangunan selama 50 tahun ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1.
Tahap
Pembangunan Candi Pertama
Pada tahap pembangunan pertama, Candi Borobudur dirancang membentu Piramida
Berundak.
Namun, tahap pertama berakhir dengan kegagalan dikarenakan analisa karbon
yang kurang akurat sehingga menyebabkan penyusunan candi harus di tata ulang.
2.
Tahap
Kedua
Pembangunan kedua berfokus pada pondasi dasar candi.
Pondasi dasar candi dibuat lebih lebar dengan
penambahan dua buah undak persegi dan satu buah undak lingkran, dan pada bagian
setiap undak diberi nama stupa induk besar.
3.
Tahap
Ketiga
Pada tahap ini dilakukan pembongkaran undak induk besar dan digantikan
dengan beberapa buah undak besar berbentuk lingkaran, jumlah undak induk besar
yang digunakan ada sekitar 3 buah.
Dari 3 buah tersebut, terdapat satu undak yang menggunakan stupa dengan
ukuran yang besar.
4.
Tahap
Keempat
Perubahan-perubahan kecil seperti penambahan relief, kemudian penambahan
lengkungan pintu masuk dan penambahan tangga.
No comments:
Post a Comment