Saturday, November 10, 2018

Kumpulan Sajak-sajak Willy Ana

LAKI-LAKI DANAU

Daun-daun luruh
Pada pohonmu yang teduh

Malam terlepas dari tangkainya
Rebah di katil itu

Sepotong danau
Dengan angsa-angsa putih

Berenang-renang di tepian
Di bawah cahaya bulan

Depok, 29-20 November 2016



NOVEMBER

November datang 
seperti jari-jari hujan yang tajam
menembus kerikil
dan batu-batu hitam

menepis aroma sepatu  
yang membius rongga hidungku
hingga membiru

Lembar-lembar kelopakmu
tumbuh dalam lumut waktu
Tapi wanginya sekejap terus berlalu

Rafflesia, engkaulah sosok tubuh
yang selalu mengganggu tidurku
menghadirkan istana di tengah kota

Depok, 20 November 2016



ARTEFAK

arloji  yang berlumut 
Meyibak  halaman buku-buku tua
Dan keping-keping  artefak
Beku dan berdebu

Aroma keringatmu 
Memanggil  di balik tirai itu
Menyebar  butiran benih mawar merah
Pada taman  bunga

Hembusan angin  membawa pesan
Sepenggal  angan 
Dan gamang menunggu 
Diantara timbunan rindu 

Depok, 5 september 2015, November 2016



BARA

Seperti di tengah hutan  
Aum harimau,seringai srigala dan lolongan anjing
Melengkapi jari-jari malam yang runcing
Melempar bola api kian kemari

Aku melompat dari satu pucuk ke pucuk pohon
Sambil  menyebut namamu bekali-kali
Hingga serak suara malam 
Dan gerimis menjadi melodi paling abadi

Aku membuka kitab-kitab 
Dari baliknya kau mencibir 
Meruntuhkan huruf-huruf zikirku
Mengobarkan api di tungku-tungku

Seperti di tengah lautan 
Ombak tak henti mengguncang
Aku adalah kapal yang kesepian
Menjala ikan hingga ke seberang

Depok, 16 september 2015 /November 201


PIJAR

Jika malam adalah lentera
Pekatnya menjelma  permata
Kita adalah sepasang angsa putih
Mengepak-ngepak sayap di bawah purnama 

Dan kilau itu merayap dalam darahku 
Membentuk pulau-pulau dari negeri  dongeng
Dan kita berlarian di halaman
Seperti dua bocah yang baru mendapatkan  mainan 

Pijar itu selalu turun dari kening bintang
Dari mataku, dari matamu: 
danau putih salju
Tempat angsa- angsa berenang itu

Depok, 18 Seotember 2015 /November 2016


KIDUNG MALAM 

Di atas daun-daun  malam
Kurebahkan seluruh tubuh dan kepenatan 

Menari  di atas luasnya  laut
Hingga  dasar terdalam

Kelopak-kelopak bunga  
Mekar bak kuncup-kuncup seroja

Mengirim tepi pantai 
Dengan ombak-ombak yang tenang 
Di tempa cahaya bulan

Lampu-lampu makin tua 
Peri-peri  terus bernyanyi

Semerawut dengkurmu
Seperti melodi kusut
     
Depok, 22 november 2015/18 November 2016


DONGENG POHON

Pohon-pohon  yang tumbuh di rambutmu
Daun-daunnya terjuntai  hingga mataku 
Tiap sore sepasang kupu-kupu selalu hinggap
Menetaskan butir-butir salju

Pohon-pohon yang tumbuh di daun pintu
Semilir angin menyerbu hingga tungku
Kita terlelap di kamar 
Memetik bintang-bintang itu

Mengapa pohon-pohon tumbang dalam tidurku
Dan kau terbang seperti kupu-kupu
Sepasang bocah berlari buru-buru
Menangkapmu

Tidurku tiba-tiba menjadi beku
Seperti bongkahan salju menindih kepalaku
Kamar mendadadak bisu
Dalam temaram lampu-lampu 

Aku memanggilmu tapi kau terlanjur berlalu
Masuk ke dalam pohon itu 


Depok, 11 desember 2015/19 November 2016


LALAT

Seekor lalat hinggap di ujung jariku
Menyelinap di balik  kuku 
Menyusup ke dalam darah
Lepas di nadiku

Seperti  vaksin  
Kebal  akan ulat-ulat daun
Melobangi  setiap lembarnya
Dengan taring bisa

19 November 2016


Willy Ana lahir di Bengkulu, 29 September 1981. Setelah menamatkan diploma bidang komputer di Bengkulu, ia hijrah ke Jakarta pada 2002.  Buku kumpulan puisi tunggal nya Aku Berhak Bahagia (2016)  dan  Tabot: Aku Bengkulu  (2017). Puisinya tersebar di beberapa antologi puisi bersama. Sebagian karya dan aktivitasnya ada di di blog: willyana.com. Kini tinggal di Depok, Jawa Barat.


Kumpulan Sajak-sajak Umi Kulsum



AKAR KETUBAN

Ini kampungku
aku pulang tak berburu kenangan 
ada yang kembali ingin kusinggahi 
seusai perigi di asin sungai ini 

Sangkar burung di pojok ruang 
juga aroma bunga kopi dan setumpuk jerami 
bahkan petuah kakek 
yang mengajarkan bagaimana cara duduk 
belum juga lapuk 

Aku tahu di dalam periuk
akar ketuban itu masih meringkuk 
dan di rumah kuno yang sejak dulu menghadap laut 
tercatat alamatku 

Ke mana pun aku pergi 
niscaya perjalanan akan sampai di sini 
di kampung tubuhku sendiri 

Bantul, 2016


MUSEUM KANVAS

Atapnya lepas
angin dan hujan menerobos ke sana
menghapus warna cat
lukisan-lukisan tua

Palet dan kuas terkulai di lantai
hanya langit abu-abu
yang tersisa
di sobekan kanvas di mana-mana

Dari ruang ke ruang
cahaya remang 
dan kursi sunyi berderit luka
senyum tak ada
Terbang. Terbang kembali ke sorga.

Karangjati, Bantul. 2015


TENTANG SEBUAH KOTA

Inilah kotamu
kota yang dipenuhi lolong anjing dan peluru
ketika tubuhku mencarimu
tak ada lagi tempat berdiri
seluruh gang juga trotoar
menyembunyikan ranjau besar
yang menakutkan

Jalan ke arahmu
sebatas gerbang dijaga panglima
dan aku tak lepas dari tatapannya
dan aku tak bisa berkatakata

Jarak menujumu
lukisan ufuk sangat jauh
seperti surat cinta 
yang tak pernah sempurna dibaca

Inilah kotamu
kota yang tak segan-segan mengasingkanku
ketika aku mencintaimu

Karangjati, Bantul. 2015


TRAGEDI

Kau menyembunyikanku di sepatu 
ketika seseorang kau letakkan 
di dalam tas mewah dan topi baretmu 
dan ketika mencintaimu 
aku harus rela melepasmu 
seperti tanaman 
yang menikmati gugur kelopak bunga

Aku tahu
kesedihanku tumbuh sesubur jamur 
yang tak kau ketahui 
sejak kapan luka kau letakkan!

Demi harga diri 
aku berkali-kali mengubur diri sendiri 
agar senyummu tetap mekar 
dan orang-orang mengagumimu 
di luar diriku 
sebab aku pun tak mengerti letakku 
sebatas jejak yang terinjak

Lalu, sesekali aku menghiburku 
ketika kepedihan jadi darah 
yang menjalar di tubuhku 
dan kau tak peduli kehormatanku lenyap 
seperti capung terinjak kaki

Ternyata cinta adalah kepasrahan 
menerima luka 
saat kekasih mengunyah bahagia di jauh sana

Yogyakarta, 2016


BAYANG-BAYANG 

Akulah bayang-bayang itu 
yang kauletakkan di rak sepatu 
tanpa tahu ke mana pergimu
 kita seperti majikan dan pembantu 
tak punya hak duduk satu bangku 
dan kota jadi mata hantu yang menakutkan 

Tak ada tempat untuk hidup 
dan hanya orang-orang yang ada di sana 
sebab aku hanya mayat yang terbujur di keranda
sunyi,  tak ada dalam ingatan 

Ketika orang-orang mengabarkan berita lelayu 
kau pun memilih membaca koran 
dan dengan tenang menyobek kertas itu
 â€œAku tak mengenal jenazah itu” katamu
 hanya pedih yang mengantar kepulanganku

Yogyakarta, 2016



BATAS

Ternyata begitu sulit 
mencari batas untuk tak mencintaimu

Kau, cahaya yang bergerak ribuan tahun
seperti kecupan-kecupan kekasih  
yang menaklukkan ombak di mataku
bahkan sejak aku masih abstrak 
dan tak seorang pun tahu
di mana aku tinggal

Aku tahu, hanya engkau yang tahu 
di mana aku berletak
dari yang serba belum dan segala yang sudah
di rahim seorang perempuan 
yang melahirkan peradaban

Aku mencarimu, Kekasih
seperti perahu yang dilajukan nelayan
menempuh laut dari batas daratan
menebarkan jala-jala kilatan bintang
pergi dan pulang bukan lagi ada perbedaan

Aku mencintaimu 
sebelum bunga-bunga mekar
semacam ulat mengunyah daun di tengah hutan
terlambat menjadi kupu memahami waktu
yang makin singkat di masa tuaku
Aku membencimu
seperti curah hujan yang tak mampu 
mematikan tumbuhan
tapi justru membesarkan akar
mengokohkan segala yang ringkih menjadi pohon kekar


Di sinilah, aku menemukanmu
sebagai cinta yang tak pandang bulu
sebab cinta semacam dongeng panjang 
yang dituturkan seorang kakek pada cucunya setiap malam
seberkas nyala lilin yang menerangi ruang di kegelapan
dan menjadi tongkat bagi nenek yang berjalan pincang

Ketika aku merindukanmu
maka jarak menujumu sejauh bintang
berjalan selama ribuan tahun cahaya
dan cahaya itu singgah semalam saja di genting kaca
tanpa bisa berkata-kata kecuali kenyataan yang senantiasa berkata

Ternyata begitu sulit
mencari batas untuk tak mencintaimu!

Bantul, Yogyakarta. 2016


UMI KULSUM,
 pekerja budaya Bantul, tinggal di Bantul, Yogyakarta. Sejumlah puisinya dimuat di antologi bersama dan media massa. Buku antologi puisi tunggalnya Lukisan Anonim, menerima penghargaan pada Hari Puisi Indonesia 2016. Saat ini aktif bergiat di Sastra Bulan Purnama yang bertempat di Tembi Rumah Budaya Bantul. 


Kumpulan Sajak-sajak Sulaiman Juned


ACEH: MENGENANG GAMPONG

sedang
menghanyutkan jiwa
di krueng Tiro yang meluap. Bercermin
pada keruh air dari gunung merebahkan
duka.

aku
saksikan wajahmu—kau—kita 
seperti muka hantu. Sedang
gampong dijadikan laut
ah!

-Padangpanjang, 2017-



PENGAJIAN CINTA

menawarkan
sunyi dalam keramaian cahaya
surban menutupi kabut di pucuk
mata.

menawarkan
gigil menghitung tasbih
dengan cinta mengaji segala ingin
membasuh malam bersama 
zikir.

(aku hanya debu ditelunjukMu)

-Jakarta, 2017-


PASAR GEDE


ada
gerimis mengurung wajah. Di sudut
mana harus melepas lelah.

Ada
Asap mengepul di hati. Aku
di dera ketakutan pada sepi pecahkan
malam mengurung pagi.

ada
bunga menyandera jiwa. Berbagi
keluh menulis kesaksian pada selembar daun
menghiasi jendela rumah kita.

: ditepian ini sempurnalah segala kisah
  Ah!

-Solo, 2017-



PADANGPANJANG 547


di sini
ada cerita tentang wajah kita
mengambang sepanjang gunung
rawatlah hati bunuh kesombongan
agar tak mengenggam angina di tangan
tak menyimpan asap di jiwa
tak mengubah bara
jadi api di kepala.

di sini
sedang menidurkan gerimis
yang mengurai di hati
ah!

-Kampung Jambak, 2017-



SENJA

belajar pada senja
menjemput malam dengan cahaya
di jiwa. Memaknai pekat mengurung
pikir. 

: Kawan, kita tak muda lagi
  Ah!

-Banda Aceh, 2017-



PEDIH

aku
sering mengusung malam
menghadang gerimis sedang rindu
berdegup membunuh
gelisah.

aku
sering mengangkut
sakit. Mengulung rindu
terhidang dalam perjamuan berkabut
mengumpal sesak di hati.

: bulan menari di atas perahu
  Ah!

-Denpasar, 2017-



MEMANGGANG HATI



I
sedang
berdiang di bara
asapnya mengepul di jiwa.

II
sedang
bersihkan riol
hujan tetap saja membanjiri hati
ah!

-Usi Dayah, 4 Agustus 2014-



TAKENGON: PINJAMKAN AKU BULAN

pinjamkan aku
bulan. Berhias diri dalam jiwa
resah. Sedang angin menampar sepi 
dan nyeri
ah!

-Takengon, 5 Juni 2015-


MENGHITUNG OMBAK

aku
membaca bayang di koyak sepi
taburkan mawar sambil membelai
pucuk rambut.

: menghitung ombak dimatamu
membaca luka dengan cinta
ah!

-Solo, 2015- 


Sulaiman Juned, lahir di Gampong (desa) kecil Usi Dayah,  Kecamatan Mutiara Kab Pidie, Provinsi Aceh, 12 Mei 1965. Menetap di Padangpanjang. Dosen di Prodi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dan beberapa perguruan tinggi di Sumatera Barat.

Kumpulan Sajak-sajak Nova


Nyanyian Bundo

matanya semakin sembab, 
karena air mata kerinduan itu telah tergadaikan
oleh harga diri perantau di negeri seberang, 
semenjak kepergian jatung hatinya
untuk menyulam emas di negeri 
yang masih kabur dalam pikiran bundo.

jenjang di rumah panggung itu, 
tak mampu menahan beratnya nyanyian bundo
yang selalu berbisik di sisi kanan pagar pembatas
; kapan kau pulang wahai kerinduanku,
pangkuan ini tak bergerak lagi, 
langkah yang sempat mengejarmu telah patah.

oh angin sampaikanlah bisikan hati ini
agar kebahagiaan itu pulang ke pangkuan bundo
walau tak bertumbuh lagi cinta dalam hati, tapi
batang ubi akan tetap hidup meski di tanah gersang.

pulanglah jantung hatiku,
haruskah bundo menantang matahari
agar bisa menunjukkan bahwa ada bayanganmu
yang sempat tersinarkan oleh cahayanya
sewaktu bundo memalingkan punggung payung
untuk sembunyi dalam kelukaan.

Safasindo, 10 Desember 2015



Daun Kawa

Tak pakai gula Da tiap ku pesan
sepulang dari rumah keduaku di Bukittinggi,
bukan rumah tetuaku, juga bukan rumah hasil wasiat buyutku,
namun rumah wanita tua yang menawari asinya
untuk ku sambung menjadi tali-tirai yang panjang sebalit pinggang.

Tiap minggu ku melarikan panas dan menjemput dingin dari Payakumbuh. 
bukan melarikan bukit yang singgah meminjamkan dingin di kedua sudut tulang sulbiku, 
rasa pahit khas aroma asap
disetiap sedukan membuat keingintahuanku pada muara 
di atas gunung yang bergandenganan tangan antara Singgalang dan Merapi
mengingatkan ku atas perjalanan cinta Siti Manggopoh
untuk menceritakan ada semut yang bisa berdiplomasi 
di antara dua lobang yang tak pernah tersinggahi lagi

ku masih duduk di perempatan empat kaki
dengan pandangan yang menyehatkan pupilku sewaktu dulu
rabun sepintas oleh kalimpanan, 
si Uda bertanya apakah pakai gorengan yang tersaji di pinggan rotan 
yang sudah ditali temali menampung tegang, 
boleh tambah lado kutu yang bisa menggelitik lidah dengan biji menyentrum. 
Kawah daun yang terhidang di telaga dahagaku mengurai cerita yang sempat terduduki
di bangku para mengemis tentang aku seorang pelukis rumah tetua,

yang sebentar lagi jemari yang menggambarkan 
sosok diranah bundo kapocong laksana kucing yang menjilati hidungnya,
entah untuk bersih diri ataupun mandi,
atau hanya menghapus identitas ikan asin yang sempat terkunyah
dibawah  tudung restoran di sudut mataku.

Talawi, 3 Juni 2015


Lamang Tapai

berapa batang betung yang telah kau ambil di tanah pekubutan itu?
adakah kau minta permisi dulu pada jasad-jasad kaku yang meninggalkan daging
tepat kicauan rawa dekat tanah sirah ibu meratap bapak
yang melambai tangan terakhirnya dipetang kamis malam jumat.
jangan lupa sekalian hutang dulu beras ketan
juga sekilo ubi di lapau Mak Nijah
nanti akan ku olah menjadi panganan yang paling enak di Payakumbuh ini
sekalian balango turunkan dari pagu, 
karena balango yang terletak di tungku terbelah dua oleh alu.

ku telah pergi melerai kepenatan, mulai dari yang bisa didengar
sampai serapah pada sampah disetiap sudut mata,
sabarlah dulu, nanti aku akan mengawinkan lamang dan tapai
supaya anak yang di kandung, 
yang dibawa manjojo sekeliling mata memandang
merasakan juga apa yang di kisahkan oleh ketan 
yang telah lama menaroh hati pada tapai
agar telapak yang mencium tanah dan berpayungkan hawa kodek 
selalu mencintaimu.

marilah ku ajarkan kau untuk  menjalankan
gerobak tungkai sebatang, 
pegang erat-erat, agar kau bisa mengetahui 
dimana keseimbangan cinta sang tapai pada lamang.
Jika sudah ini resep yang musti kau tahu
; peraslah kelapa dengan rasa seganmu, 
agar api bisa menirukan untuk berhati-hati,
untuk merayu dengan lembut beras ketan 
yang akan dimandikan dengan santan 

sangailah dan bolak-balikkan
betung menghitam bukan berarti 
isi didalamnya memahit rasa.
Faham sudah kau, tentang lamang tapai
menjadi panganan yang ditunggu anak nagari,
inilah yang harus kau kenang kalau dapat sampai mati.

koto baru, 10 Desember 2015 


Tasulo

Jika duri itu bisa menjadi tempat siangan daging jadi bara
yang membara di dua tiang dalam luka, parah dan habis
tiba-tiba dua tulang yang melikat di paruh baya menirukan luka
yang sempat mengaga yang telah lama bermandikan daun betadin
dikunyah kunyah menjadi sugi, berwarna di rongga giginya.

Setiap langkah yang masih berbibit dalam tanah 
berakar menjelajahi se-singgahan ke ranah yang lebih melunak
merasa belum kokoh, di situlah tancapan luka yang di ukur dari kurun waktu yang sangat singkatbertuan dan ber-istana dalam sekejap.

Di cari-cari dengan mata yang masih telanjang
tanpa gaun, juga tanpa yukensi.
semuanya transparan, namun masih berbayang 
di sebuah jemari telunjukyang mendehem di atas tiang dalam luka itu.

Berbaliklah kawan, jelajahi langkah tadi,
napak tilaslah dengan langkah yang masih sama
langkah yang sempat terhenti sekejap.
saat kau masih mengatakan duri itu tak akan pernah bengkok,
walau kadangkala, bentuknya lebih besar di bandingkan ampu kaki.

Jika duri itu bisa menjadi siangan daging jadi bara,
maka segala ego yang bersandi bersemayam
kian rapuh menyandera fikiran
untuk mengatakan bahwa duri dalam daging itu sangat menyakitkan
sehingga segala tingkah laku jiwa terkalahkan sampai
duri tersebut bisa bebas tak tertahan dalam daging.

Talawi, 9 Juni 2015 


Kutipu Waktu

Sering ku tipu waktu, waktu yang mendata diri di absensi tuhan akan oksigen gratis yang telah di perjual belikan oleh rahang berdaging tanpa tulang. Yang menganggap lisan itu telah ber-sepakat dengan tangan langit akan waktu yang sering tertunda di belanjakan di subuh hari.
Tak sengaja semua waktu yang sering ku tipu; mulai dari duha yang menyajikan sarapan gizi dan beribu kenikmatan hidup kisah awal tipuan itu membuaiku untuk terus menipu waktu agar matahari tak melihatkan petangnya untuk menatap bayang yang searah ubun-ubun diri.
Bukan hanya di petang itu saja, bahkan waktu paling mustajabpun saat berkhalwat pada empunya jiwa sering ku tipu,dengan alasan kepenatan hati, pikiran, rasa, cinta dan kekecewaan, ya sering ku tipu waktu, walau waktu kadang kala mengingatku untuk mengulangi kisah lama, agar aku bersahabat dengan waktu.
Ah… sering waktu ku tipu dengan segudang penipuan, yang pada dasarnya ku telah mengetahui, jika kusering menipu waktu, maka suatu saat aku akan tertipu dengan keberadaan waktu penting di saat waktu itu benar-benar ku tak menipu lagi.

Talawi, 23 September 2015



Batas Pandang

Padang mengatas ini sudah ku temukan batasnya 
dimana seharusnya aku mengakhiri pandangan, 
rumput ilalang, rumput sawah juga tepian mandi sapi perah, 
dan juga tempatku memanggil imajinasi 
agar puisi ini bernyawa seperti nyawanya mataku 
melihat keindahan yang dititip kesanubariku.
disana adikku pernah dipuji oleh rumput, 
agar kecantikan yang telah terpandang akan dilihat sekelumit
mereka yang merindukan mengililingi dunia.sekolah!
  
kau tak usah pergi jauh,
disini ada taman nostalgia di kampung susu
yang tak akan pernah membisu, 
apalagi pohon jati, rambutan, pohon mangga
dan kayu manis serta angin yang berkejaran dengan burung pipit
meminta kecupan dari hati paling dalam
untuk menikmati maman surga dari belahan tanah kabupaten limapuluh kota.

Balai janggo, 10 Desember 2015


Kipang Batiah

sudah sepuluh tahun ini tak lagi mendengarkan dentuman meriam
pertanda matangnya olahan beras yang di kasih gula saka dari puncak lawang
bisa juga diolah dengan jagung tua yang terlebih dahulu di jemur pada 
mentari yang sering memarahi awan gelap. 
aku baru sadar kalau induk semangnya telah lama menutup mata
tertutup oleh kain yang di kasih bunga rampai,
yang biasanya kalau ku pulang dari rantau
selalu memegang  jantung menahan suara 
yang memekakan anak gendang tersebut.

kipang bareh dan kipang jaguang orang balai janggo
hanya satu petak di belakang rumah sakit ibnu sina
tak heran jika pasien selalu meminta dirawat di rumah
karena terpaksa sehat oleh suara yang meluluh lantakkan ego para sipasien. 
mau dikata tak berbunyi, namun pencaharian masyarakat
terpaku pada buktinya dentuman tadi.
suara yang menjadi saksi kesunyian Payakumbuh
akan orang dan kendaraan, di sana juga ada bukti sejarah
kipang batiah kepunyaan balai janggo menjadi bekalan perantau 
untuk memeluk kampung diranau sana

sekarang hanya satu petak dari sepuluh petak yang masih beroperasi
menjalankan wasiat para induk semang kepada anak-kemenakan
dengan tujuan ciri-ciri jajanan kampung tidak akan pernah mati
walau zaman sering memaksa untuk meninggalkan yang lama-lama.
dan kini suara dentuman itu tak sekuat bom atom adik kemenakan hirosima, 
namun suaranya di tembakkan ketanah, sehingga yang terdengar hanya suara
yang persis mirip dengan kentut anak bayi. tapi aku sangatlah rindu
akan suara yang memekakan telinga, walau telah sering buah bibir telah masak
bahkan telah dipetik hasilnya oleh cucu induk semang perihal pertahankan kipang batiah.

balai janggo, 10 Desember 2016  


Angka Terakhir

Sudah kuhitung dengan sempoa, sembilan ratus sebelas ditambah tiga juta dibagi dua dikali tujuh, tidak kutemukan hasil nyata yang menari di atas jemari lentik. 
Jemari yang dirayu dilentik-lentikan, memaksa untuk menggepalkan setengah menelusuri lembah-lembah mungil yang menghasilkan kekacauan pada urat syaraf.
Ah.., itu bukanlah gangguan yang dititipkan dipendopo, menyelinap keringat diantara lubang-lubang yang menganga di dataran air yang menjingkrak untuk memeluk bulan.
Lelaki berjas putih kembali menyuruh syaraf untuk mengulang penambahan, pembagian dan ditambah juga dengan pengalian serta pengakaran, karena hasil yang ditarikan sempoa tak kunjung menghasilkan bilangan prima serta desimal. 
Mencermati angka yang tersembunyi dari hitungan semula, telah berbantahan bahwa mata pasti keliru menemukan angka-angka yang tak ada dalam kalkulator untuk menterjemahkan angka terakhir di balik pugarnya bilangan maksimal.

(Studio Safasindo, 16 Oktober 2016)

 
Novalahir di Kota Payakumbuh, 19 Juli 1982. Bekerja sebagai guru, penyiar radio, penyair, dan pendongeng. Puisi-puisinya tergabung dalam antalogi  diantaranya; Antologi Episod Pacar Merah, Kumpulan Penyair II Indonesia di Riau, Yang Membuka Pintu Surga, Ensiklopedi Penulis Indonesia 6, Ayah, di Bahumu Aku Bersandar, Pukul 6. Buku tunggal; Puisi Tiga Cincin Di Liang Lahat, Puisi Menjilati Langit.
http://riaupos.co

Kumpulan Sajak-sajak Mezra E. Pellondou

Vat Wobol

Memasuki mulut kumbang  pintu gerbang negeri kenari
dari atas gelombang laut perempuan itu menatap ladang-ladang siap panen
di kejauhan sana
ia terlalu yakin  menjadi perempuan yang melewati jalan Vat  Wobol

sudah lama perempuan itu  duduk beralas sebatang labu
bersetia menatap Kameng Lei raja mesbah mengucap doa
menengadah ke atas, padi panen pertama dihamburkan ke udara
menatap ke bawah, benih panen pertama dihamburkan ke tanah
Allah Tala, War Allah Talla Ey Mira
Vun Palaci Sey
Tanpa Vat  Wobol hasil panen tabu dimakan

Setelah tahun-tahun bergulir lelakinya pergi
Tinggalkan  perempuan itu
Juga ladang padi dan empat anak mereka
bulir-bulir padi kembali bernas
perempuan itu memutuskan membuang alas batang labu
tidak sanggup lagi menatap Kameng Lei
sudah lama anak-anaknya belum makan
tanpa Vat Wobol perempuan itu telah menyuapi
anak-anaknya dari hasil panen

memasuki mulut kumbang negeri kenari
perempuan itu seperti terpenjara bersama anak-anaknya
bagai kutuk abadi di nadinya

Kupang,14 Maret 2017


Labatala

Semalam lelakiku pergi temui Labatala airmataku tumbuh
memanjang menutup pori
cuma air susu yang menolak kesedihan
saat bunyi desis bayi merah kita terdengar telinga ui dan fed             
bulan dan matahari
meneruskan suara kecap bayi
ke tahta Labatala
dewa Mairal pemantra laut               
dewa Nedah penjaga telaga
ikut sujud pada Labatala dengan airmata

Di kejauhan dewa Kalinang menyeringai
desis bayi merah kita kian riuh air susu membanjir tubuhnya
tumbuh perempuan gunung
segagah matahari
sekokoh pohon kenari

suatu ketika seorang Lowolong  mengusik cahayanya
panas membara menikam kornea bumi
Hei,Kalinang di mana kau sembunyikan Tineshing Seka?                                       
dia telah menghantar lelakiku ke Labatala                                                 
Lihat, belum waktunya!
                           
Dua puluh lima tahun sudah lelakiku cuma beterbangan di alam sana      
pintu masih ditutup Labatala

pada hidup yang melipat
anak perempuan karangku terus saja menjinakkan Kalinang
dengan doa-doanya pada Labatala yang selalu perih
melalui Mou Maha Maha
“Ayah, bertahanlah pintu pasti terbuka untukmu”

Kupang, Februari 2017


Petiklah Sowito dan Menarilah

Mengapa harus tertinggal satu nada?
padahal gadis-gadis belia berselubung
kain sarung
masih menggila memetik Sowito
mereka bukan tidur

suling-suling bersuara ganda Foi Doa
ikut menggilas hidup sejak bayi-bayi  lepas tali pusar
rasa manis, asam pedas, sepat, asin
tersesat dalam nafas dan tak ingin pulang
itu bukan kekalahan

jangan ada yang tertinggal walau hanya satu nada
mari, petiklah Sowito!

ringan dan lincah gerak kaki penari Toda Gu
bukan cuma milik lelaki

ambillah tombak dan parang simpanlah
ini tarian kita
tanpa ada yang harus terluka
jika ingin menang
Petiklah Sowito setiap memulai pertandingan


Ina Pare

Belum sempurna aku berlayar dengan rakit ayah
melepas benih di kebun-kebun
jika pada tanah-tanah retak tidak kutulisi sajak Ina Pare

Sejak Tua Nggae memilih tinggal di kokoh beringin rimbun
manusia  adalah mamo yang selalu lapar dan serakah
jika tidak ada Ina Pare pematang-pematang tak berair
untuk memuaskan dahaga, membersihkan cemar
dan menyuburkan rahim semesta

Kupang, 2 Maret 2017


Lelaki Puu, Perempuan dan Air

 (Ae tau sike foko nebu ngade moa,Ae tau sasa masa eo raki rombo, Ae tau reki reba leka tede kema,buku suku nuwa weemeta)

Lelaki Puu ingin sekali mengawini perempuan bumi
air mengupacarainya lewat hujan
rahimnya subur
mereka kawin dan beranak pinak
padi,jagung, sayur, kacang  dan ubi
tetapi air tetaplah air

sekarang, lelaki bumi punya sejumlah alasan
lebih dahulu  memetik dan memanen
karena lelaki yang mengawini
menjadi yang pertama makan nasi dalam ruas-ruas bambu muda
karena lelaki  sang pemilik benih padi

tetapi air tetaplah air
yang masih bisa  tertawa  mencoba bermantera sajak nenek moyang
(Ae tau sike foko nebu ngade moa,Ae tau sasa masa eo raki rombo, Ae tau reki reba leka tede kema,buku suku nuwa weemeta)

Kupang, 3 Maret 2017


Huma

Sejak bumi mengalami  haid pertama
Penanggalan pun mulai digores untuk ditandai
masa subur hingga musim paceklik
Amak Weru ditanami padi dua musim

Saat bumi menunjukkan gejala manapouse
penanggalan pun mulai dilipat untuk ditandai
memasuki  tahun ketiga
Amak  Gun harus dilahirkan untuk ditanami
jagung, ubi-ubian  dan kacang

setelah itu istirahatlah tanah
penanggalan yang tergores dan terlipat diamati
bumi sambil tersenyum
karena telah jadi ibu yang paling bahagia

Kupang, 4 Maret 2017


Mezra E. Pellondou, lahir di Kupang NTT 21 Oktober 1969. Menggeluti penulisan puisi, cerpen, novel dan ulasan sastra.  Memperoleh sejumlah penghargaan karya sastra, Pemenang Pertama Nasional  Penghargaan Sastra untuk Pendidik (2012) dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Nasional RI atas konsistensi berkarya pada bidang sastra. Penerima Penghargaan NTT Academia Award 2013 kategori Sastra dan Humaniora. Puisi-puisi dimuat di Harian Umum Pos Kupang, Jurnal Loti Basastra Kantor Bahasa NTT, Serambi Aceh, Gayo Online dsb.  Puisi-puisi Mezra juga dimuat  dalam Buku Senja di Kota Kupang, Antologi Temu 1 Sastrawan NTT (2013).  Antologi Temu II Sastrawan NTT Nyanyian Sasando (2015).    Kumpulan Puisi Kopi 1.550 mdpl (2016). Puisi Penyair Nusatara 6,5 SR Luka Pidie Jaya (2017)  Antologi  Puisi Penyair Nusantara Aceh 5:03 6,4 SR (2017). Nyanyian Puisi  untuk Ane Matahari (2017). Menerbitkan Kumpulan Puisi, Kekasih Sunyiku (2013). Tujuhpuluhkalitujuhkali (2016). Sebelumnya,karya puisi Mezra  terhimpun dalam buku Nyanyian Pulau-Pulau,Antologi Wanita Penulis Indonesia  (2010), Aku Telah Menjadi Beo, Antologi Puisi Guru (2006). Karya  ulasan  Mezra berjudul Naturalisme Anafora dan  Epifora, Suatu Pencaharian Peta Tuhan (Ulasan atas  seratus puisi Taifiq  Ismail: Malu (Aku)  Jadi Orang Indonesia (2005), masuk sebagai 17 karya terbaik dalam Lomba Mengulas Karya Sastra (LMKS) 2005  kategori reguler tingkat nasional (2005). Penggagas dan pendiri Uma Kreatif Inspirasi Mezra (UKIM) 2006 dan melakukan gerakan literasi di wilayah-wilayah kepulauan, perbatasan dan lembaga pemasyarakatan (LP) Anak, kelas IIA Kupang.







Sajak-sajak Mabulmaddin Shaiddin


PERIBADI

Ada sejenis peribadi
muncul pada setiap musim
saat kau kehilangan perahu.

Ia tak kelihatan manis
seperti buah ranum, tetapi juga tak kelat
penaka akar rumput.

Ia tetap bersahaja ketika bercerita
tentang luka, dan menokok tambahnya
namun ia menolak sekeras-kerasnya
jika engkau ingin melihat darahnya.

Sebaliknya dengan berjenaka
ia memperlihatkan hatinya yang buta.

Aku tak tahu untuk bercakap apa
jika engkau jatuh cinta juga kepadanya!

Kota Belud, Sabah
10 Apr 2017



GERIMIS BERURAI


Kutunggu gerimis yang pernah berurai
kelmarin petang, setelah ia puas
singgahlah ia bertanya tentang makna 
keseorangan, kepada seseorang.

Ia tak pernah memperoleh jawapan
yang diinginkan, sebab itu 
ia pun menyeberang, menyudahi dirinya
yang dirasanya tak berguna.

Dengan apa dia menyudahi dirinya?

bukan dengan pisau, atau seutas tali
tetapi hanya dengan nyanyian palsu
yang mematahkan rahangnya.

Semuanya tertawa-tawa
sambil mencecap manisan
yang mereka dapatkan
daripada titis-titis kesedihannya.

Kota Belud, Sabah
10 Apr 2017



MENANTI HUJAN TEDUH


Menanti hujan teduh
maka engkau pun bersendiri
memandang ke luar diri.

Pohon-pohon rasanya kedinginan
kecuali bangau yang melangkah pelan
mengintai anak-anak ikan.

Telah lama air bergenang
tapi tidak kelihatan - 
eh, adakah kau mendengar
sebuah puisi tua?

yang dilontarkan
dan diharap agar dapat dilupakan?

Aku pun membiarkan
semuanya berlalu, seperti puisi ini
yang kuharap tak begitu bererti
dalam kehidupanmu.

Kota Belud, Sabah
3 Apr 2017



SESUDAH SENTUHAN ANGIN

Dedaun lebih bertuah atas sentuhan angin
dapatlah ia melepaskan diri 
daripada belenggu ranting.
Rerumput pun lebih beruntung
kerana dipijak dek sepatumu
dapatlah ia menegaskan
bahawa ia ada.

Aku cuba membandingkan diriku
dengan sesuatu di dalam timbunan sampah
nampaknya sesuatu itu lebih bermanfaat 
daripada diriku

kerana ia sekurang-kurangnya 
menjadi santapan cacing
atau setidak-tidaknya dijadikan abu
sesudah bercinta dengan apimu.

Kota Belud, Sabah
20 Feb 2017



BADAI

Apabila angin mati
maka pohon-pohon pun mati
sebab dedaun yang tak gugur
pasti merosakkan akar.

Sebab itu aku sukakan badai
kerana badai yang datang
adalah bahagian-bahagian harum
bagi sesetengah bahagian tubuhmu.

Matahari yang menyergap
bukanlah punca layu 
bagi kembang pagi
yang meranapkan kata
ialah tunggalnya pengertian.

Aku seronok memikirkan
akan pendapatmu 
tentang diriku.


Kota Belud, Sabah
20 Feb 2017



HARI JADI

Hari ini ialah hari jadi hujan
sebelumnya hanyalah wap
dari antah berantah dan hutan.

Sebab itu aku keseorangan
dan sering berlama merenung diri
bahawa, hari yang kuingat ini
adalah hari ketika sungai dan laut
menjadi hanyut.

Dan tubuh panas mereka
menghasilkan wap, lalu naik ke udara
yang akhirnya menjadi teka-teki
antara kita.

Adakah ia menjadi titis hujan
atau embun yang melekakan tumbuhan?

Itulah yang menderaikan tawa
yang bunyinya seperti tangisan
jujur, tulus dan jauh
bersama hujan yang jatuh!


Kota Belud, Sabah
17 Dis 2016



SEUTAS JALAN KECIL


Di hadapan adalah jalan kecil
menuju suatu tempat tersembunyi
yang nyata, ia pun tak dikenal suria.

Tak ada sebarang unggas, 
haiwan atau serangga
yang mengetahuinya
cuma ia tidak begitu istimewa
meski tak sesederhana
saat kau mengkhayalkannya.

Ia terletak di hujung jalan terbentang, 
kecil dan lurus
tempatku sering bersendiri
membaca dirimu yang abadi.

Kota Belud, Sabah
16 Dis 2016



KESEMENTARAAN

Meskipun tiada suria, tapi masih ada cahaya
menyelinap antara ruang-ruang hujan
dan kesunyiannya.

Ia menuliskan puisi, di atas lembar-lembar daun
untuk diabadikannya kepada dunia
biarpun ia tahu, itu hanya sementara.

Kemudian ia mengunjungi becak dan lompang
memberikan mereka beberapa jenis kebahagiaan
yang diciptakannya daripada kesementaraan.

Kota Belud, Sabah
30 Nov 2016


Mabulmaddin Shaiddin lahir 6 April 1972, di Kg Tamau, Kota Belud, Sabah, Malaysia. Telah menulis ratusan puisi di berbagai surat kabar seperti Berita Minggu, Utusan Borneo dan Harian Ekspress (Malaysia), Radar Banyuwangi (Indonesia),i majalah Dewan Sastera, Dewan Budaya (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam). Karya tunggalnya antara lain, Stensil Pari-Pari (2010), Doa, Cinta dan Pohon Lilit (2014) dan Sabda Sunyi pada Musim yang Hening (2015). Ia juga penerima Hadiah Sastera Perdana Malaysia (2012), Hadiah Sastera Sabah (2008/2009, 2012/2013 dan 2015/2016).

Keuntungan Memiliki Domain Sendiri dan Cara Memilihnya


Description: D:\keuntungan memiliki domain sendiri.jpg
Setiap pemesanan paket web design CMS akan mendapatkan hadiah berupa domain gratis selama setahun yang berlaku hanya untuk domain berekstensi .com, .org, .net, .info dan .biz. Pada harga perpanjangan tahun berikutnya sudah termasuk harga domain untuk ekstensi TDL seperti yang tertera diatas.
Dengan menjamurnya sosial marketplace, sosial network, blog dan website gratis maka setiap orang hanya dituntut untuk sedikit atau minimal kemampuan dalam mendirikan toko online atau website yang berupa web company profile, portfolio ataupun cv bagi perorangan. Kemampuan yang diperlukan biasanya hanya mendaftar, menulis, photography dan upload photo. Beberapa sosial network, toko online dan website gratisan ini menyediakan pilihan konsep design namun tidak sedikit juga yang tidak menyediakan dan hanya tersedia design standar atau bahkan memungut biaya yang cukup besar untuk mendapatkan design yang sesuai.
Pertanyaan yang kemudian timbul, masih relevankah pada saat seperti sekarang ini untuk memiliki domain sendiri atau cukup dengan subdomain seperti namaperusahaansaya.multiplies.com atau perusahaansaya.wordpressed.com atau perusahaansaya.co.cc dan lain-lain?
Jawaban dari pertanyaan tersebut sudah tentu beragam dan semua tergantung sudut pandang masing-masing individu. Tetapi ada hal penting yang patut kita diperhatikan yaitu beberapa nama layanan ini mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita antara lain Tripod, Geocities yang dimiliki oleh AOL (perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika), Anglefire, Co.cc atau Friendster. Mereka semua adalah layanan blog, sosial networking atau web gratisan yang tutup dan bangkrut atau seperti friendster yang akhirnya pindah jalur bisnis dan menghapus semua data pribadi penggunannya atau Co.cc sebuah jasa subdomain gratisan yang pada akhirnya dibanned dari google dan tidak muncul lagi dalam hasil search enginenya.
Yang patut diperhatikan adalah setelah sekian lama kita membangun brand perusahaan melalui jasa website, sosial networking atau blog gratisan tersebut dan berhasil. Berapa banyakkah kerugian yang perusahaan kita alami ketika layanan gratis tersebut tutup dan bangkrut karena cacat dalam model bisnisnya? Baik kerugian dari sisi waktu, tenaga, penjualan ataupun dari sisi konten dan brand.
Pada saat Friendster, Geocities atau Tripod berjaya, siapa yang berpikir bahwa raksasa tersebut suatu saat akan tutup dan bangkrut. Hampir semua analis bisnis pada waktu itu berpendapat hal itu mustahil.
Mengikuti trend memang penting, apalagi dalam dunia networking tetapi menjadikan web gratisan atau sosial networking sebagai satu-satunya onlie presence perusahaan adalah kesalahan yang sangat fatal. Dengan semakin murahnya jasa pembuatan web design perusahaan maka memiliki website perusahaan dengan domain sendiri adalah sebuah keharusan.
Berikut adalah Keuntungan Memiliki Nama Domain Sendiri
URL yang mudah diingat. Memiliki domain sendiri memberikan konsumen sebuah alamat yang mudah diingat dan singkat (lebih singkat daripada nama subdomain yang ditawarkan oleh layana web gratisan tersebut)
  • Profesional. Memiliki domain sendiri dapat memberikan kesan profesional serta dapat menjadi Unique Selling Proposition dari strategi perusahaan serta meningkatkan competitive advantage terhadap pesaing.
  • Branding. Nama domain adalah branding karenanya harus diamankan dan didaftarkan segera. Hal ini berbeda bila kita memiliki subdomain pada layanan gratisan seperti perusahaansaya.multiplies.com yang sudah barang tentu tidak dapat didaftarkan ataupun dipatenkan karena subdomain tersebut adalah miliki dari siapapun yang memiliki domain tersebut (Pinjam pakai istilahnya).
  • Memanjakan Konsumen. Dengan nama domain yang mudah diingat konsumen akan membuat konsumen senang untuk datang kembali ke website perusahaan kita daripada memakai URL yang panjang dan berbelit-belit memakai angka yang tidak berarti apa-apa.
Cara Memilih Nama Domain Yang Baik
Ketika akan memilih sebuah nama domain maka saran terbaik adalah membuat atau menciptakan nama yang mencerminkan bidang usaha, produk atau jasa perusahaan. Contohnya bila website perusahaan kita bergerak dibidang penjualan bunga papan maka domain yang dipesan adalah bungapapan.com atau bila bidang perusahaan bergerak adalah bengkel motor maka domain yang baik adalah bengkelmotor.com
Disini yang dituntut adalah kreatifitas. Batas dari kreatifitas adalah imaginasi. Tentu saja kita dapat memilih nama domain apa saja (mungkin juga cukup beruntung untuk memperolehnya) tetapi apabila kita ingin memperoleh manfaat dari search engine seperti Google maka alangkah baiknya untuk menciptakan suatu nama yang mengandung kata kunci yang sering dipakai oleh target market perusahaan pada saat mencari produk atau jasa perusahaan kita.
Beberapa nama domain yang generik mungkin telah habis dipesan ataupun bila tersedia akan sangat mahal harganya. Namun bila ingin tetap memakai nama tersebut penambahan kata seperti group, agency, systems, global atau solusi dapat membantu atau juga dapat menambah kata-kata yang berkonotasi pada industri atau bidang usaha perusahaan bergerak seperti media, farmasi, tech atau capital.
Salah satu strategi dalam menciptakan nama domain adalah dengan menambahkan kata yang bernuansa positif dan tidak akan ketinggalan zaman. Contoh-contoh yang menarik adalah CoreOne.com atau TeamLogicIT.com atau BrightPR.com atau FirstMedia.com. Daftar kata yang termasuk dalam kategori ini yang dapat ditambahkan adalah First, Point, One, Tunggal, Agung , Maha, Sukses dan lain-lain. Penambahan kata-kata yang bernuansa positif ini akan membuat perusahaan terlihat unik dan mudah diingat.
Kesalahan Dalam Memilih Nama Domain
Namun kita juga tidak boleh lupa bahwa tujuan dari memiliki nama domain adalah supaya konsumen dapat dengan cepat mengingat domain tersebut tanpa harus mencatat sehingga dapat secara otomatis masuk kedalam ingatan mereka saat berselancar didunia maya. Bahkan bila dimungkinkan mereka masih dapat mengingat domain perusahaan hingga setahun kemudian atau mungkin lebih.
Salah satu kesalahan dalam memilih nama domain adalah banyak sekali pengusaha yang memilih untuk mengambil nama domain yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa peduli domain ekstensinya. Para konsumen kita telah terbiasa dengan beberapa ekstensi seperti .com atau .net sebagai alamat domain karena ekstensi domain ini menguasai 70% dari semua domain yang terdaftar. Hal ini lebih mengerikan lagi terutama bila versi dari nama domain anda yang berekstensi .com atau .net adalah milik kompetitor kita.
Kesalahan lain yang umum adalah memakai garis, garis bawah atau angka dalam nama domain perusahaan. Selain beberapa Search Engine akan menganggap nama domain tersebut adalah spam, pelanggan juga akan kesulitan untuk mengingat nama domain perusahaan. Word of mouth juga akan lebih mudah tercipta bila memakai domain yang gampang diucapkan tanpa perlu dieja.
Kesalahan fatal lainnya adalah membeli domain tanpa melakukan evaluasi atau review terhadap masa lalunya karena bisa saja sebelum kita membeli domain tersebut pernah dipakai untuk aktifitas illegal seperti menyebarkan spam, virus atau pornografi anak.
Nama Domain Adalah Investasi Yang Menguntungkan
Biasanya sebuah nama domain dapat diperoleh dibawah Rp. 150.000,- tetapi tidak demikian bila kita mampu memperoleh nama domain yang populer diinternet mulai dari industri seks, keuangan hingga belanja. Beberapa orang cukup berhasil dalam berinvestasi dengan nama domain mereka. Selain itu harga domain juga meningkat sejalan dengan berlalunya waktu dan meningkatnya jumlah pengunjung, dalam hal ini domain adalah sama dengan investasi pada properti seperti tanah dan rumah.
Dibawah ini adalah beberapa contoh harga domain yang mencapai langit: Business.com yang terjual senilai 63 milyar rupiah tahun 1999 dan delapan tahun kemudian terjual kembali dengan harga 3,1 triliun rupiah. Insure.com pada tahun 2009 terjual senilai 144 milyar rupiah. Fund.com juga terjual setahun sebelumnya dengan harga 90 milyar rupiah.

Kumpulan Sajak-sajak Willy Ana